Upali *), seorang jutawan, adalah salah seorang murid terbaik dari guru agama
lain yang bernama Nigantha Nathaputta, yang ajarannya berbeda dengan ajaran
Sang Buddha. Karena sangat mahir dalam hal berdebat, Upali diminta oleh guru
agamanya untuk mendekati Sang Buddha dan mengalahkan Beliau dengan ajaran
pokok-pokok tertentu tentang Hukum Sebab Akibat (Kamma vipaka). Setelah
melewati diskusi yang panjang, Sang Buddha mampu meyakinkan Upali bahwa
pandangan-pandangan dari guru agamanya adalah keliru.
Upali sangat terkesan dalam ajaran Sang Buddha sehingga ia langsung meminta
untuk diterima sebagai pengikut Sang Buddha. Ia tercengang ketika Sang Buddha
menasihatinya, “Upali, engkau adalah orang yang terkenal. Yakinlah benar-benar
bahwa engkau tidak mengubah agama/kepercayaanmu dalam pengaruh
emosi/perasaanmu. Periksalah sepenuhnya ajaran Tathagata dengan pikiran terbuka
sebelum engkau memutuskan untuk menjadi pengikut Tathagata”.
Dengan semangat pemeriksaan yang bebas terhadap ajaran Sang Buddha. Upali
bahkan semakin senang dan ia berkata, “Yang Mulia, adalah sangat menakjubkan
bahwasanya Anda meminta saya untuk mempertimbangkannya dengan hati-hati. Jika
itu adalah guru-guru yang lain, mereka akan segera menerimaku dengan tanpa
ragu-ragu, membawaku berkeliling di jalan-jalan dalam suatu prosesi dan
mengumumkan bahwa seorang jutawan yang demikian-demikian telah meninggalkan
agama/kepercayaan lamanya dan sekarang memeluk ajaran mereka. Ya, benar-benar,
Yang Mulia, sudilah menerima saya sebagai pengikutMu”.
Sang Buddha akhirnya setuju menerima Upali sebagai pengikut awamNya tetapi
dengan menasihatinya demikian, “Meskipun engkau sekarang telah menjadi
pengikutKu, Upali, engkau harus mempraktekkan toleransi dan rasa welas-asih.
Teruslah memberi dana kepada guru-guru agama terdahulumu, karena mereka masih
amat tergantung pada tunjanganmu. Engkau tidak boleh mengabaikan mereka dalam
menghentikan tunjangan yang biasanya engkau berikan kepada mereka”.
Nasihat Sang Buddha tentang toleransi, pemeriksaan yang bebas (terhadap
ajaranNya) dan tidak menerima ajaranNya karena alasan-alasan emosi/perasaan,
telah memberikan catatan yang bersih dalam sejarah penyebaran agama Buddha.
Tidak pernah ada penganut-penganut fanatik agama Buddha yang memaksa
orang-orang untuk menerima agama ini dengan menyiksa atau menakut-nakuti mereka
dengan ganjaran hukuman. Agama Buddha mampu menyebar dalam cara yang damai,
sebagian besar adalah karena keindahannya dan kemauan baik yang terkandung di
dalamnya.
*) Upali di sini
bukanlah Yang Ariya Upali, seorang tukang potong rambut sebelum beliau menjadi
bhikkhu, yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang aturan-aturan Vinaya pada
Sidang Konsili Agama Buddha yang Pertama.
0 comments:
Posting Komentar