Harry Potter - Golden Snitch

Pada suatu hari di sebuah sungai, seekor buaya yang sedang mencari-cari mangsa. Sudah tiga hari ia tidak mencari mangsa. Sebelumnya ia mendapatkan seekor babi yang besar dan gemuk. Lalu tertidur pulas selama tiga hari karena kekenyangan.
Moncong buaya sudah dibuka lebar di sungai menanti kalau ada ikan yang lewat. Tetapi sudah lama ia menunggu mangsanya tak kunjung datang. Tidak berapa lama muncul seekor ikan gurame di dekat moncongnya. “Hai buaya! Kelihatannya kau lapar sekali!” sapa ikan gurame persis di depan mulutnya yang ternganga.

“Kebetulan sekali kamu datang. Perutku lapar sekali karena belum diisi.” ucap buaya dengan gembira. “Wahai buaya, kalau kau makan aku, pasti kau cepat lapar lagi. Bukankah dagingku tidak seberapa besar? Tetapi kalau kau ingin mendapat mangsa yang lebih besar lagi, diujung sana ada seekor itik yang sedang berenang. Tentu daging itik itu lebih besar dan lebih lezat daripada dagingku?” ujar ikan gurame memberi saran.
Buaya diam sejenak dan berpikir. Terbayanglah seekor itik yang besar dibandingkan dengan seekor ikan gurame. Buaya akhirnya mengikuti saran ikan gurame. Setibanya di dekat itik berada, ia langsung memburunya. Itik berlari ke darat untuk menghindari serangan buaya. Buaya terus mengejar, dan itik terdesak di sudut sebuah pohon. “Hati itik! Mau lari ke mana kamu?” gertak buaya.

“Jangan buaya! Janganlah kau mangsa aku, dagingku tidaklah seberapa besar. Kalau kau makan dagingku, pasti kau akan cepat lapar.” seru itik memohon. “Tetapi kalau kau ingin mangsa yang lebih besar dari aku, aku dapat menunjukkan di mana tempatnya.” “Tidak, aku sudah lapar sekali. Dagingmu kurasa cukup lumayan untuk mengisi perutku yang kosong ini.” ujar buaya yang sudah merasa lapar sekali. “Tunggu, tunggu dulu! Kalau kau ingin mangsa yang besar, di hutan sebelah sana ada seekor kambing yang besar dan gemuk. Bukankah daging kambing lebih lezat jika dibandingkan dengan dagingku?” usul itik.

“Baiklah, kalau begitu tunjukkan aku di mana kambing itu berada sekarang. Sebab aku sudah tak kuat lagi menahan lapar.” Buaya menyetujui usul itik, karena ingin mendapatkan mangsa yang lebih besar lagi. Itik berjalan menuju hutan dan buaya mengikuti dari belakang. Sampailah di hutan yang dimaksud. Di sana terlihat seekor kambing yang memakan rumput dan daun-daunan. Tubuh kambing itu lumayan besar dan kelihatan sehat dan segar. 

Perlahan-lahan ia mendekati kambing, sedangkan itik kembali ke sungai.
“Hai kambing! Sedang apa kau?” tanya buaya membuat kambing terkejut. “Aku sedang makan, memangnya ada apa?” jawab kambing sambil berhenti mengunyah rumput. “Aku juga mau makan.” ucap buaya sambil membuka moncongnya lebar-lebar. “Kalau begitu mari kita makan bersama. Rumputnya masih banyak jangan khawatir. Ayo kita makan!” ajak kambing itu. “Bodoh! Aku tidak suka makan rumput!” sahut buaya geram. “Lantas, kamu biasanya memakan apa?” tanya kambing lagi. “Aku suka makan daging. Mungkin dagingmu juga enak kalau kusantap. Alangkah lezatnya dagingmu.” kata buaya sambil membuka mulutnya.

“Tunggu dulu! Kalau kau ingin mangsa yang lebih besar dan lebih lezat, aku dapat menunjukkannya. Di hutan sebelah sana ada seekor gajah yang besar sekali. Bila kau dapat memangsangnya, kau pasti akan tahan beberapa hari tidak makan. Konon kabarnya daging gajah itu empuk dan sangat lezat rasanya.” bujuk kambing.
Buaya menyetujui bujukan kambing, karena terbayang akan mendapat mangsa yang lebih besar serta dagingnya empuk dan lezat. “Baiklah, sekarang tunjukkan aku di mana tempatnya?” seru buaya. “Baik, akan aku tunjukkan tempatnya, tapi aku tidak dapat mengantarkanmu karena aku belum selesai makan.” ucap kambing berdalih. “Ya, cepat tunjukkan saja arahnya.”
“Di sebelah barat sana di sana ada telaga. Disitulah tempat gajah-gajah berkumpul.” seru kambing. Buaya berlalu meninggalkan kambing untuk mencari gajah. 

Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seekor kerbau. Lantas bertanya pada kerbau yang sedang berkubang itu. “Hai kerbau! Tahukah kau di mana tempatnya gajah berada? Kalau kau tahu tolong tunjukkan kepadaku,” sapa buaya pada kerbau. “Ada apa kau mencarinya?” tanya kerbau.
“Aku ingin sekali memakan dagingnya. Kata kambing, daging gajah itu empuk dan lezat rasanya.” Jawab buaya. “Baiklah kalau begitu, mari aku antarkan ke tempat gajah itu berada.” Ajak kerbau. Tibalah mereka di dekat telaga. Ada beberapa ekor anak gajah yang sedang minum air telaga. Kerbau pergi setelah menunjukkan tempatnya.

“Benar kata kambing. Gajah itu memang besar-besar. Aku pasti akan kenyang apabila dapat memakan seekor saja. Aku dapat tidur beberapa hari kemudian.” Seru buaya dengan perasaan gembira melihat mangsanya yang cukup besar-besar. Lalu didekatinya seekor anak gajah yang sedang minum itu.
“Hai gajah! cepat minumnya, karena aku akan segera memangsamu. Perutku sudah tak kuat lagi menahan lapar.” ucap buaya kepada anak gajah. Anak gajah itu kaget mendengar ancaman buaya, lalu berteriak memanggil induknya. Tidak lama kemudian beberapa ekor gajah besar datang ke tempat itu. “Ada apa anakku?” Adakah yang mengganggumu?” tanya salah satu gajah yang paling besar. “Ya, aku diganggu oleh buaya itu. Katanya dia akan memangsaku.” Seru anak gajah sambil menangis. “Apa? Kau ingin memangsa anakku?” kata gajah besar dengan marah. “Oh, rupanya ada yang lebih besar lagi. Kalau begitu kau saja yang kumangsa, supaya perutku kenyang!” seru buaya yang serakah itu. “Cobalah kalau dapat, wahai buaya yag serakah!”
Buaya lalu menyerang gajah besar. Moncongnya yang panjang dengan gigi-giginya yang tajam menyerang gajah besar. 

Gajah besar melompat dan menginjak perut buaya. Dengan belalainya yang panjang ia melilit moncong buaya itu. Ketika ekor buaya ingin menyambar tubuh gajah besar, kaki gajah besar menghadangnya lalu menginjaknya. Buaya jadi tak dapat berkutik, karena moncong dan ekornya tidak dapat bergerak. Sedang kaki-kaki gajah besar terus menginjak-injak tubuh buaya hingga tak bernapas lagi.

Hal yang bisa kita pelajari dari fabel ini adalah janganlah kita menjadi orang yang serakah sebab itu akan berakibat buruk pada diri kita.


Kemarin saya baru membaca sebuah novel yang berjudul Golden Bird Alpha. Seru banget ceritanya. Tapi sayang sekali saya belum membaca cerita sebelumnya kecuali Golden Bird yang juga seru banget.
Ini nih sinopsis ceritanya....

Terbit       : 18 Oktober 2012
 Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
 Tebal       : 272 hal
 Harga      : Rp. 40.000,-
 Cetakan ke-1
 
Kiss of Death, virus komputer yang ganas, mengancam miliaran komputer di seluruh dunia. Virus ini digunakan oleh penciptanya untuk memeras para pengguna komputer atau mereka akan kehilangan semua data yang ada di dalam komputer. Belum ada ahli komputer yang sanggup mengatasi kedahsyatan virus tersebut.

Sementara itu Yudha, yang baru saja mendapat gelar S2 bidang Ilmu Komputer dari Amerika Serikat, mendapat pekerjaan sebagai guru komputer sekaligus kepala lab komputer di SMA Veritas.

 Fiona, cewek favorit di SMA Veritas dan anak pemilik Trisona Group---salah satu perusahaan nasional terbesar di Indonesia yang juga pemilik SMA Veritas---tertarik pada Yudha, tapi Yudha justru lebih tertarik pada Dian, bintang kelas di SMA Veritas yang berasal dari keluarga sederhana. Sikap Dian yang pendiam tapi misterius menarik perhatian Yudha. Seolah-olah Dian menyimpan rahasia yang sangat penting.

Dan rahasia tersebut mulai terkuak saat jaringan komputer Trisona Group dimasuki virus Kiss of Death, yang juga akan berpengaruh terhadap dunia global.

Jadi, harus ada yang mampu menghancurkan Kiss of Death, atau dunia akan kembali memasuki zaman kegelapan….

Selain menulis novel Twilight, New Moon, Eclipse dan Breaking Dawn, Stephenie Meyer juga menulis sebuah novel yang berjudul The Host. The Host ini telah dilayarlebarkan dan akan ditayangkan di bioskop pada tanggal 29 Maret 2013. Sekalipun belum pernah membaca novel ini, saya percaya Stephenie Meyer tidak akan pernah mengecewakan para pembaca. Sehingga saya juga sedang menunggu tibanya 23 Maret 2013 untuk menonton film ini.

Cara Membuat Variasi Kursor Mouse | Animasi, Kartun, Simbol, Smiley, dll – Mau tau cara saya membuat kursor mouse saya menjadi gambar animasi atau simbol tertentu? Bacalah yang dibawa ini. Cara membuatnya gampang aja kok.

1. Buka http://www.cursors-4u.com
2. Pilih kategori (di sebelah kiri), misalnya ‘Comics’.
3. Muncul beberapa pilihan gambar, pilihlah salah satu.
4. Muncul kode HTML. Copy atau tekan Ctrl C
5. Login ke blog
6. Klik ‘Design’, ‘Edit HTML’, centang ‘Expand Widget Templates’
7. Pastekan kode HTML tadi di atas kode <body>
8. Klik Preview atau Pratinjau dulu.

9. Kalau sudah merasa pas, Simpan dan lihat hasilnya.

Gampang lho caranya ... Silahkan dicoba ^^

 

Yess!!!!!! Tidak terasa tanggal 16 November tinggal 2 hari saja.
Saya sudah tidak sabaran ingin menonton Breaking Dawn Part 2 :)
Sebelumnya saya memang sudah tau ceritanya karena saya sudah membaca novelnya sampai tamat, tapi tetap saja ingin menonton movienya. Rasanya lebih seru gitu..... Hehe


Debu memang sangat mengotori lingkungan, namun keberadaan debu di Bumi sangatlah penting. Mengapa?
Misalkan saja saat uap air di udara mencapai kejenuhan, uap air memerlukan debu dalam udara untuk bergabung membentuk air hujan yang jatuh ke permukaan Bumi. Jika tidak ada debu, di dunia tidak akan mungkin turun hujan ataupun salju.
 Bisakah Anda bayangkan jika bumi tidak turun hujan ataupun salju? Pastinya bumi ini bakal kacau dan manusia bakal mati kekeringan. Selain itu, debu yang ada dalam udara juga dapat membantu menghalangi sinar matahari langsung sehingga makhluk hidup di bumi tidak akan kekeringan akibat sinar matahari yang terlalu kuat. Jadi, debu ternyata ada gunanya juga. Tetapi tidak berarti saya menyarankan Anda menambah debu yang ada di permukaan bumi ini. Sebab debu dalam jumlah yang banyak akan berakibat buruk bagi kesehatan manusia lho.


Kecoak ternyata sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu, dan ternyata dia tidak banyak berevolusi seperti kebanyakan hewan-hewan lainnya. Sang kecoak ternyata juga ditakdirkan untuk bertahan di segala macam kondisi seperti panas menyengat atau dingin membeku, terlebih lagi kecoak juga lebih resisten terhadap radiasi ketimbang makhluk lain. Binatang ini mampu bertahan hidup tanpa kepala sampai sebulan, sampai akhirnya dia mati kelaparan. Benar kawan, kecoak tidak membutuhkan kepala untuk bernafas, bahkan otak sebagai alat kontrol tubuhnya. Kehilangan kepala tidak membuatnya kehilangan darah seperti kita.

Di alam bebas, ia menjadi santapan predatornya seperti burung, mamalia kecil, dan binatang amfibi. Namun kecoak kota (kecoak di perkotaan) nyaris tidak punya musuh, kecuali ya kita ini yang mati-matian berusaha untuk membunuh kecoak itu. Faktanya, kecoak memiliki pelindung yang kuat di punggungnya yang membuat ia tidak mudah mati dipukul. O iya buat informasi nih, jangan kira kecoak langsung mati ketika dipukul ya! Beberapa menit kemudian kecoak itu akan kembali berjalan dan kabur entah kemana. (Hihihi,,,jangan tersinggung klo dibohongi kecoak ya’)

Dalam hal berkembang biak, kecoak bisa menghasilkan 40 ekor kecoak Junior dalam sebulan. Mereka adalah kaum Omnivora yang bisa memakan Feses, lem, sisa makanan di dapur, organisme mati (termasuk mayat manusia), bahkan keturunannya sendiri. Sayangnya kecoak bernasip buruk karena selain menjijikan bagi kebanyakan orang, kecoak dituding sebagai penyebar bakteri dan penyakit, juga dituduh menyebabkan gangguan pernapasan dan pemicu asma, serta mengontaminasi makanan. (huhuhu, binatang malang).

Tapi, apa benar kehadiran kecoak di dunia ini tidak ada gunanya sama sekali? Ya pasti ada dong. Kecoak itu bagian dari rantai makanan. Kalau dia hilang, yaa…..tau sendiri kan gimana jadinya.
Selain itu, kecoak membantu membersihkan lingkungan kita dari sisa-sisa organisme. Dan yang paling menarik adalah, kecoak bisa dijadikan indikator kebersihan di rumah. Serius nih, jika kita sudah membersihkan rumah, tapi ternyata kecoaknya masih menginvasi dapur kita, bergembiralah. Percaya atau tidak, ini sesungguhnya bukti bahwa lingkungan rumah kita sudah bersih. Saking bersihnya sampai tidak menyediakan makanan bagi sang kecoak sampai akhirnya dia memutuskan untuk mengorek-ngorek makanan di dapur. Eh tapi jangan diartikan rumah yang banyak kecoaknya itu bersih ya? Itu mah rumah yang banyak makanan kecoak namanya. Hehehe…

Selain itu, konon katanya kecoak mengandung protein yang tinggi juga loh, asal kamunya tidak jijik aja. Hehehe… Bagi yang berminat, cara memasaknya adalah dengan mencabut dulu semua kaki dan sayapnya. Potong bagian kepala, dan buat irisan di tengah badan. Sebelum dipanggang, campur dengan bawang dan garam. Rasanya ?? jangan tanya ke saya, saya kan hanya kasih saran loh, selanjutnya terserah anda. Hehehe…


  Upali *), seorang jutawan, adalah salah seorang murid terbaik dari guru agama lain yang bernama Nigantha Nathaputta, yang ajarannya berbeda dengan ajaran Sang Buddha. Karena sangat mahir dalam hal berdebat, Upali diminta oleh guru agamanya untuk mendekati Sang Buddha dan mengalahkan Beliau dengan ajaran pokok-pokok tertentu tentang Hukum Sebab Akibat (Kamma vipaka). Setelah melewati diskusi yang panjang, Sang Buddha mampu meyakinkan Upali bahwa pandangan-pandangan dari guru agamanya adalah keliru.
    Upali sangat terkesan dalam ajaran Sang Buddha sehingga ia langsung meminta untuk diterima sebagai pengikut Sang Buddha. Ia tercengang ketika Sang Buddha menasihatinya, “Upali, engkau adalah orang yang terkenal. Yakinlah benar-benar bahwa engkau tidak mengubah agama/kepercayaanmu dalam pengaruh emosi/perasaanmu. Periksalah sepenuhnya ajaran Tathagata dengan pikiran terbuka sebelum engkau memutuskan untuk menjadi pengikut Tathagata”.
    Dengan semangat pemeriksaan yang bebas terhadap ajaran Sang Buddha. Upali bahkan semakin senang dan ia berkata, “Yang Mulia, adalah sangat menakjubkan bahwasanya Anda meminta saya untuk mempertimbangkannya dengan hati-hati. Jika itu adalah guru-guru yang lain, mereka akan segera menerimaku dengan tanpa ragu-ragu, membawaku berkeliling di jalan-jalan dalam suatu prosesi dan mengumumkan bahwa seorang jutawan yang demikian-demikian telah meninggalkan agama/kepercayaan lamanya dan sekarang memeluk ajaran mereka. Ya, benar-benar, Yang Mulia, sudilah menerima saya sebagai pengikutMu”.
    Sang Buddha akhirnya setuju menerima Upali sebagai pengikut awamNya tetapi dengan menasihatinya demikian, “Meskipun engkau sekarang telah menjadi pengikutKu, Upali, engkau harus mempraktekkan toleransi dan rasa welas-asih. Teruslah memberi dana kepada guru-guru agama terdahulumu, karena mereka masih amat tergantung pada tunjanganmu. Engkau tidak boleh mengabaikan mereka dalam menghentikan tunjangan yang biasanya engkau berikan kepada mereka”.
    Nasihat Sang Buddha tentang toleransi, pemeriksaan yang bebas (terhadap ajaranNya) dan tidak menerima ajaranNya karena alasan-alasan emosi/perasaan, telah memberikan catatan yang bersih dalam sejarah penyebaran agama Buddha. Tidak pernah ada penganut-penganut fanatik agama Buddha yang memaksa orang-orang untuk menerima agama ini dengan menyiksa atau menakut-nakuti mereka dengan ganjaran hukuman. Agama Buddha mampu menyebar dalam cara yang damai, sebagian besar adalah karena keindahannya dan kemauan baik yang terkandung di dalamnya.


 *) Upali di sini bukanlah Yang Ariya Upali, seorang tukang potong rambut sebelum beliau menjadi bhikkhu, yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang aturan-aturan Vinaya pada Sidang Konsili Agama Buddha yang Pertama.


 Angulimala adalah putra seorang kepala pendeta di istana Raja Pasenadi dari Kosala. Nama aslinya adalah Ahimsaka. Ketika dia sudah cukup umur, ia dikirim ke Taxila, sebuah universitas besar yang terkenal. Ahimsaka sangat pandai dan juga patuh kepada gurunya. Oleh karena itu ia di senangi oleh guru maupun isteri gurunya. Murid-murid yang lain menjadi iri hati kepadanya. Mereka pergi kepada gurunya dan dengan berbohong melaporkan bahwa Ahimsaka terlibat hubungan gelap dengan isteri gurunya. Mulanya, sang guru tidak mempercayai mereka, tetapi setelah di sampaikan beberapa kali dia mempercayai mereka. Dia bersumpah untuk mengenyahkan Ahimsaka. Untuk melenyapkan anak tersebut harus dengan cara yang sangat kejam, sehingga dia memikirkan sebuah rencana yang lebih buruk daripada pembunuhan. Dia mengajarkan Ahimsaka untuk membunuh seribu orang lelaki maupun wanita dan setelah kembali dia berjanji untuk memberikan kepada Ahimsaka pengetahuan yang tak ternilai. Anak itu ingin memiliki pengetahuan ini, tetapi sangat segan untuk membunuh. Terpaksa dia menyetujui untuk melaksanakan apa yang telah diajarkan kepadanya.

Ahimsaka melakukan pembunuhan manusia, dan tidak pernah lalai menghitung. Dia merangkai setiap jari dari setiap orang yang dibunuhnya. Oleh karena itu dia terkenal dengan nama Angulimala, dan menjadi pengacau daerah itu. Raja mendengar perihal perbuatan Angulimala, dan ia membuat persiapan untuk menangkapnya. Mantani, ibu dari Angulimala, mendengar maksud raja. Karena cinta pada anaknya, ia memasuki hutan, dan berusaha untuk menyelamatkan anaknya. Pada waktu itu, kalung jari di leher Angulimala telah mencapai sembilan ratus sembilan puluh sembilan jari, dan tinggal satu jari akan menjadi seribu.

Pagi-pagi sekali pada hari itu, Sang Buddha melihat Angulimala dalam penglihatan-Nya, dan berpikir bahwa jika Beliau tidak menghalangi Angulimala, yang sedang menunggu orang terakhir untuk memperoleh seribu jari, akan melihat ibunya dan bisa membunuhnya. Karena itu, Angulimala akan menderita di alam neraka (niraya) yang tiada akhirnya. Dengan perasaan cinta kasih, Sang Buddha menuju hutan di mana Angulimala berada.

Angulimala, setelah lama tidak tidur siang dan malam, sangat letih dan lelah. Pada saat yang sama, dia sangat cemas untuk membunuh orang terakhir agar jumlah seribu jari terpenuhi, dan menyempurnakan tugasnya. Dia memutuskan untuk membunuh orang pertama yang dijumpainya. Ketika sedang menunggu, tiba-tiba dia melihat Sang Buddha dan mengejar-Nya dengan pedang terhunus. Tetapi Sang Buddha tidak dapat dikejar sehingga dirinya sangat lelah.

Sambil memperhatikan Sang Buddha, dia menangis, "O bhikkhu, berhenti, berhenti!"

Dan Sang Buddha menjawab, "Aku telah berhenti, kamulah yang belum berhenti".

Angulimala tidak mengerti arti kata-kata Sang Buddha, sehingga dia bertanya, "O bhikkhu! Mengapa engkau berkata bahwa engkau telah berhenti dan saya belum berhenti?"

Kemudian Sang Buddha berkata kepadanya, "Aku berkata bahwa aku telah berhenti, karena aku telah berhenti membunuh semua makhluk, aku telah berhenti menyiksa semua makhluk, dan karena aku telah mengembangkan diriku dalam cinta kasih yang universal, kesabaran, dan pengetahuan yang tanpa cela. Tetapi, kamu belum berhenti membunuh atau menyiksa makhluk lain dan kamu belum mengembangkan dirimu dalam cinta kasih yang universal dan kesabaran. Karena itu, kamulah orang yang belum berhenti".

Begitu mendengar kata-kata ini dari mulut Sang Buddha, Angulimala berpikir, "Ini adalah kata-kata orang yang bijaksana. Bhikkhu ini amat sangat bijaksana dan amat sangat berani, dia pasti adalah pemimpin para bhikkhu. Tentu, dia pasti adalah Sang Buddha sendiri! Dia pasti datang kemari khusus untuk membuat saya menjadi sadar".

Dengan berpikir demikian, dia melemparkan senjatanya dan memohon kepada Sang Buddha untuk diterima menjadi bhikkhu. Kemudian di tempat itu juga, Sang Buddha menerimanya menjadi seorang bhikkhu.

Ibu Angulimala mencari anaknya di dalam hutan dengan menyebut-nyebut namanya, tetapi gagal menemukannya. Ia kembali ke rumah. Ketika raja dan para prajuritnya datang untuk menangkap Angulimala, mereka menemukannya di vihara Sang Buddha. Mengetahui bahwa Angulimala telah menghentikan perbuatan jahatnya dan menjadi seorang bhikkhu, raja dan para prajuritnya kembali pulang. Selama tinggal di vihara, Angulimala dengan rajin dan tekun melatih meditasi, dalam waktu yang singkat dia mencapai tingkat kesucian arahat.

Pada suatu hari ketika Angulimala sedang berjalan untuk menerima dana makanan, dia melewati suatu tempat di mana terjadi pertengkaran antara sekumpulan orang. Ketika mereka saling melemparkan batu-batu, beberapa batu mengenai kepala Angulimala dan melukainya.

Dia berjalan pulang menemui Sang Buddha, dan Sang Buddha berkata kepadanya, "Angulimala anakKu! Kamu telah melepaskan perbuatan jahat. Bersabarlah. Saat ini kamu sedang menerima akibat perbuatan-perbuatan jahat yang telah kamu lakukan. Perbuatan-perbuatan jahat itu bisa menyebabkan penderitaan yang tak terkira lamanya dalam alam neraka (niraya)".

Segera setelah itu, Angulimala meninggal dunia dengan tenang, dia telah merealisasi "Kebebasan Akhir" (parinibbana) .

Para bhikkhu yang lain bertanya kepada Sang Buddha dimanakah Angulimala akan bertumimbal lahir, Sang Buddha menjawab, "Anak-Ku telah merealisasi kebebasan akhir (parinibbana) ".

Mereka hampir tidak mempercayainya. Sehingga mereka bertanya lagi kepada Sang Buddha apakah mungkin seseorang yang sudah begitu banyak membunuh manusia dapat mencapai parinibbana.

Terhadap pertanyaan ini, Sang Buddha menjawab, "Para bhikkhu, Angulimala telah banyak melakukan perbuatan jahat karena dia tidak memiliki teman-teman yang baik. Tetapi kemudian, dia menemukan teman-teman yang baik dan dengan bantuan mereka serta nasehat yang baik dia telah dengan mantap dan penuh perhatian melaksanakan Dhamma. Oleh karena itu, perbuatan-perbuatan jahatnya telah disingkirkan oleh kebaikan (arahatta magga)".

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 173 berikut:

"Yassa papam katam kammam
kusalena pidhiyati
so`mam lokam pabhaseti
abbha muttova candima."


Barang siapa meninggalkan perbuatan jahat yang pernah dilakukan
dengan jalan berbuat kebajikan,
maka ia akan menerangi dunia ini
bagai bulan yang bebas dari awan

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa UIB Jurusan Teknik Elektro 1421019

About