Harry Potter - Golden Snitch

          Sering kita mendengar kata TCP/IP, tapi apakah kita benar-benar memahami apakah TCP/IP itu? TCP/IP sebenarnya adalah protokol yang digunakan dalam komunikasi data yaitu dalam proses pertukaran data antar komputer dalam jaringan intranet/internet yang akan memastikan pengiriman data antar komputer dapat sampai pada alamat yang dituju. TCP sendiri merupakan singkatan dari  Transmission Control Protocol dan IP merupakan singkatan dari Internet Protocol. Kedua kata ini sering digabungkan menjadi TCP/IP karena memang fungsinya bergandengan satu sama lain dalam komunikasi data.

Fungsinya masing-masing yaitu:
  1. IP (internet protocol) yang berperan dalam pentransmisian paket data dari node ke node. Internet authorities menciptakan range angka untuk organisasi yang berbeda. Organisasi menciptakan grup dengan nomornya untuk departemen. IP bekerja pada mesin gateaway yang memindahkan data dari departemen ke organisasi kemudian ke region dan kemudian ke seluruh dunia.
  2. TCP (transmission transfer protocol) berperan didalam memperbaiki pengiriman data yang benar dari suatu klien ke server. Data dapat hilang di tengah-tengah jaringan. TCP dapat mendeteksi error atau data yang hilang dan kemudian melakukan transmisi ulang sampai data diterima dengan benar dan lengkap.
Pada jaringan “kabel” LAN, protokol TCP/IP adalah protokol yang paling banyak dipakai pada jaringan baik itu PC ke PC, jaringan lokal berskala kecil dirumah, di perkantoran, skala jaringan medium maupun sampai yang berskala besar pada jaringan rumit pada suatu korporasi. Dalam setting konfigurasi setiap komputer Windows yang akan anda koneksikan pada jaringan, anda selalu behubungan dengan protokol TCP/IP ini. Hal ini karena TCP/IP memiliki kelebihan sebagai berikut.
  • Skalabilitas dan bisa di routing
  • Open standard – bukan hak paten vendor tertentu
  • Merupakan standard yang sudah matang dan stabil
  • Hampir semua reset yan sedang berjalan melibatkan teknologi yang menggunakan protokol TCP IP
  • Merupakan protokol suite yang dipakai di Internet
Protokol TCP/IP ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet  dimana masing-masing komputer yang terhubung memiliki IP address tersendiri.

Sebuah alamat IP berisi satu bagian network dan satu bagian host, tetapi formatnya tidak sama pada setiap alamat IP. Sejumlah bit alamat dipakai disini untuk mengidentifikasi network, dan angka dipakai untuk mengidentifikasi host, dan beragam kelas alamat IP. Ada tiga kelas utama alamat IP yaitu kelas A, B dan C.
Ketentuan kelas alamat IP :
  • Jika bit pertama dari sebuah alamat IP adalah angka 0, ini menunjukan network kelas A. Tujuh bit berikutnya menunjukan identitas network, dan 24 bit terakhir menunjukan identitas host. Ada 128 buah network kelas , tapi didalam setiap kelas A bisa terdapat jutaan host.
  • Jika bit pertama dari dua angka alamat IP adalah 10, ini menunjukan alamat IP network kelas B. Angka Bit pertama kelas, kemudian 24 bit berikutnya menunjukan identitas alamat network, dan 10 bit berikutnya untuk host. Ada ribuan angka network kelas B dan setiap kelas B dapat berisi ribuan host.
  • Jika bit pertama dari tiga bit alamat IP adalah 110, ini merupakan alamat IP kelas C. Tiga bit pertama berupa alamat kelas. 21 bit berikutnya sebagai alamat network, dan 8 bit selanjutnya merupakan identitas host. Ada jutaan network kelas C, dan didalam tiap kelas C ada 254 host.
Tampaknya seperti rumit, tetapi karena adanya penulisan alamat IP memakai bilangan desimal (0-255), maka keruwetan itu tidak terlihat.
Secara sederhana bisa dilihat ketentuan pemisahan kelas network seperti berikut ini ;
  • Kurang dari 128 adalah alamat kelas A, byte pertama adalah bilangan network, tiga byte berikutnya adalah alamat host.
  • Dari 128 sampai 191 adalah alamat kelas B, dua byte pertama sebagai alamat network, dan dua byte terakhir sebagai alamat host.
  • Dari 192 sampai 223 adalah alamat kelas C, tiga byte pertama sebagai alamat network, dan byte terakhir sebagai alamat host.
Contoh :
  1. Sebuah network memiliki alamat IP 026.104.0.19. Ini bisa ditulis juga dengan 26.104.0.19. menjelaskan adanya host dengan alamat IP nomor 104.0.19 dalam network 26 yang termasuk kelas A.
  2. Alamat IP 128.66.12.1. menunjukan alamat IP host 12.1 didalam network nomor 128.66 yang termasuk kelas B.
Salah satu kelebihan TCP/IP yang telah disebutkan di atas adalah bahwa TCP/IP dapat dirouting. Sebenarnya, apakah routing itu? Routing merupakan proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda. Jika network Anda tidak memiliki router, maka jelas Anda tidak melakukan routing. Router akan memberi rekomendasi jalur mana yang paling tepat untuk melewatkan paket data yang dikirim ke alamat tertentu sesuai dengan informasi yang terdapat pada tabel routing sehingga pada saat paket data telah dikirimkan atau diarahkan maka router akan melakukan pemeriksaan yang terdapat pada tabel routing dan router akan menentukan jalur mana yang paling sesuai dengan informasi yang ada. Terdapat 2 bentuk routing, yaitu:
  • Direct Routing (direct delivery); paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway.
  • Indirect Routing (indirect delivery); paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju.
Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
  • Alamat Network Tujuan
  • Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
  • Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan. Metric tesebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).
Adapun 2 item yang harus dimasukan oleh tabel routing untuk mengirim paket data, diantaranya:
  • Destination Address merupakan sebuah alamat pada jaringan yang dapat dijangkau oleh router
  • Pointer to the Destination merupakan penunjuk yang akan memberitahukan bahwa jaringan atau network yang dituju dapat terhubung dengan router.
Router akan menyesuaikan informasi yang terdapat pada tabel routing sebelum mengirimkan ke alamat tujuan sehingga tidak ada yang namanya salah sasaran dalam mengirimkan paket data. Berikut adalah urutan pada tabel routing untuk menyesuaikan alamat tujuan:
  • Host Address
  • Subnet
  • Group of Subnet
  • Major network number
  • group of major network numbers
  • default address
Jika data yang dikirimkan oleh pengirim ke alamat atau jaringan yang dituju tidak sesuai dengan entri diatas maka paket data yang telah dikirimkan oleh pengirim akan dibuang dan pengirim data akan diberikan pesan oleh router bahwa data yang dikirim telah di drop karena ketidaksesuain dan terjadi kesalahan pengalamatan pada address source pengirim.


Contoh tabel routing:

Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara
1)         Routing Statis
Merupakan suatu mekanisme routing yang dikonfigurasi secara manual oleh admin jaringan melalui tabel routing dan dimaintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing tabel secara dinamis dengan router-router lainnya.
Sebuah router akan meneruskan paket-paket data kepada alamat jaringan tujuan yang ada pada tabel routing. Jika tidak terdapat alamat jaringan tujuan pada tabel routing, maka paket data akan diteruskan melalui routing default. Routing statis terjadi jika Admin secara manual menambahkan route-route di routing table dari setiap router.
Routing statis memiliki kentungan-keuntungan berikut:
1.                 Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah dibandingkan dengan router dinamis).
2.                   Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.
3.                 Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk      mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja.
Routing statis memiliki kerugian-kerugian berikut:
1.                   Administrasi harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar.
2.                   Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, Administrasi harus menambahkan sebuah route kesemua router secara manual.
3.                   Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya akan menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri

2)         Routing Default
Routing default digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual menambahkan router ke sebuah network tujuan yang remote yang tidak ada di routing table, ke router hop berikutnya. Bisanya digunakan pada jaringan yg hanya memiliki satu jalur keluar.

3)         Routing Dinamis
Dynamic routing menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang berhubungan akan saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel routing secara otomatis.
Karakteristik dynamic routing:
o   Informasi routingnya tidak lagi diberikan oleh orang (manual), melainkan diberikan oleh software.
o   Apabila salah satu jalur yang ada mengalami gangguan atau kerusakan peralatan, maka router akan secara otomatis akan mencari ganti dari jaluryang tidak bisa dipakai lagi.
o   Menangani jaringan yang lebih kompleks dan luas, atau jaringan yang konfigurasinya sering berubah ubah (koneksi putus-nyambung).
o   Jaringannya cerdas (sudah menggunakan komputasi).
o   Memerlukan routing protokol untuk membuat table routing dan routing protokol ini bisa memakan sumber daya komputer.

0 comments:

Posting Komentar

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa UIB Jurusan Teknik Elektro 1421019

About